Pendahuluan

Sudah tidak jarang kita mendengar mengenai sekolah alam. Perkembangannyapun cukup pesat, dengan melihat banyaknya sekolah alam ini didirikan di berbagai kota. Minat para orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya di sekolah alam ini cukup tinggi, bahkan terdapat pemberitaan di waktu lalu bahwa para orang tua rela antri berjam-jam dari pukul 5 pagi dengan harapan putra-putri mereka dapat tertampung di sekolah alam, karena memang daya tampung siswa sekolah alam ini terbatas.
Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan sekolah alam itu sendiri? Sebagaimana yang telah utarakan oleh Djuwita melalui Ismayanti (2007) sebagai berikut.
Sekolah alam adalah salah satu bentuk pendidikan alternatif yang menggunakan alam sebagai media utama sebagai pembelajaran siswa didiknya. Tidak seperti sekolah biasa yang lebih banyak menggunakan metode belajar mengajar di dalam kelas, para siswa belajar lebih banyak di alam terbuka. Di sekolah alam metode belajar mengajar lebih banyak menggunakan aktif atau action learning dimana anak belajar melalui pengalaman.

Sekolah alam memiliki keunggulan yang lebih dibandingkan dengan sekolah umum biasa lainnya. Di sini siswa tidak hanya belajar berupa teori-teori saja, namun juga dapat mengalaminya dengan terjun langsung ke alam. Siswa dapat mencari solusi sendiri dalam memecahkan semua masalahnya. Berbeda dengan sistem pembelajaran yang ada di sekolah umum lainya yang bersifat konvensional. Siswa tidak mudah jenuh dengan kondisi atau seting tempat saat belajar karena suasana alam memberikan kenyamanan dan kesejukan. Di Sekolah alam ini siswa belajar secara bebas tanpa ada peraturan yang sangat ketat hingga membuat siswa terasa tertekan dan terancam namun tetap memperhatikan kedisiplinan dan tanggungjawab. Hubungan antara guru dengan siswa sangat menyenangkan, terasa di antaranya tidak ada jabatan karena Guru dipandang sebagai teman bermain selain belajar. Adapun tujuan yang menjadi suatu kelebihan dari sekolah alam bedasarkan teori Carl Rogers dalam artikel Sartika (2008) menyatakan yang bahwa “kemampuan dasar yang ingin ditumbuhkan pada anak-anak di sekolah alam adalah kemampuan membangun jiwa, keinginan melakukan observasi, membuat hipotesa, serta kemampuan berfikir ilmiah”.
Penerapan bentuk sekolah alam pada jenjang sekolah dasar sangat membantu perkembangan sturuktur kognitif selain motorik pada anak. Pada usia-usia anak sekolah dasar merupakan waktu yang sangat efektif untuk menanamkan dasar-dasar pengetahuan. Masa anak sekolah dasar masih memiliki sifat proaktif baik dalam belajarnya. Sekolah alam membantu menyeimbangkan antara masa belajar dan bermain anak-anak tersebut, sehingga tidak menyalahi konsep tingkat perkembangan pada anak di mana pada usia-usia tersebut anak-anak masih tertarik untuk bermain.

Isi

Semua proses belajar dan mengajar di manapun pasti memiliki berbagai komponen-komponen di dalamnya termasuk sekolah alam itu sendiri. Komponen utama dalam proses belajar adalah peserta didik yang lebih dikenal dengan sebutan siswa. Terkhusus siswa pada sekolah alam diarahkan untuk memiliki output berupa pengetahuan yang matang, sikap yang mandiri dan bertanggungjawab, dan tentunya mencintai alam. Dalam sekolah alam ini sangat membantu siswa untuk mengasah kecerdasan naturalnya.
Komponen ke-dua adalah guru, di mana guru merupakan pendamping setia anak-anak saat belajar. Kualitas guru sangat mempengaruhi perkembangan siswanya pula. Seperti yang disebutkan oleh Sartika (2008) bahwa tenaga pengajar sekolah alam merupakan lulusan PTN (Perguruan Tinggi Negeri) yang memiliki wawasan pendidikan dan lingkungan, akhlaq yang baik, cinta anak-anak, kreatif dan inovatif, berkompetensi dalam bahasa dan dapat menjadi fasilitator yang baik. Berarti guru harus berupaya untuk mengkondusifkan suasana belajar, memandu, mengarahkan, dan mengfasilitasi belajar siswa. Selain itu kepiawaian guru dalam membangun komunikasi dan inovasi yang penuh keakraban pada siswanya, sehingga siswa tersebut mudah beradaptasi dan merasa nyaman serta keharmonisan tetap terjaga.
Komponen ke-tiga adalah metode. Metode yang sering digunakan dalam Sekolah Alam adalah belajar aktif yang biasa dikembangkan melalui ceramah dan diskusi, pemecahan masalah, dan presentasi. Sebelumnya siswa dapat mengambil bahan atau permasalahan dengan melilihat, menyentuh, dan merasakan secara langsung ke alam. Tempat belajar tidak hanya terpancang pada kelas. Proses belajar yang diterapkan adalah sistem spider web yakni siswa diijinkan untuk memilih materi pembelajaran sesuai dengan kehendaknya. Model pendidikan sekolah alam tersebut umumnya menggabungkan dan mengembangkan aspek intelektual, emosional, spiritual serta berbagai ketrampilan hidup siswa (Ulfah, 2008).
Komponen selanjutnya adalah sumber bahan belajar. Sumber bahan belajar yang tersedia di sekolah alam meliputi alam sekitar itu sendiri, perpustakaan, dan sosial. Alam merupakan laboraturium natural di mana siswa dapat bereksperimen secara bebas, semua media belajar memanfaatkan alam sehingga lebih ramah lingkungan. Perpustakaan merupakan kumpulan buku yang disediakan sekolah sebagai sumber bahan dalam menunjang proses belajar. Sosial, yang dimaksud sosial di sini adalah siswa mencari pengalaman belajar dengan berinteraksi dengan sesama teman maupun masyarakat, sehingga secara bersamaan juga ikut mengasah bakat anak pada sisi interpersonalnya.
Adapun kegiatan penunjang dalam sekolah alam agar bakat kemampuan siswa meliputi berkebun dan ternak, outbond, berjualan, pertunjukan, camping, outing, dan berenang (bloging, 2009).
Berkebun dan berternak merupakan salah satu media pembelajaran, di mana cara penggunaannya disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. Dengan berkebun dan berternak ini pula siswa dapat belajar mencintai makhluk hidup.
Outbond merupakan kegiatan di luar ruangan. Maksud dari kegiatan outbond ini berfungsi untuk mengajarkan siswa mengenai kerja kelompok dan sifat kepemimpinan. Kegiatannya membagi siswa menjadi beberapa kelompok, di mana semua anggota kelompok di dalamnya dapat menyampaikan pendapatnya.
Berjualan juga merupakan kegiatan kelompok di luar ruangan. Semua anak belajar mulai dari perencanaan, promosi, sampai penjualan. Produk yang dijual merupakan hasil berkebun dan berternak maupun karya-karya mereka. Di sini orang tua dan masyarakat ikut serta dalam kegiatan ini sebagai pembeli.
Pertunjukan dapat menjadi agenda rutin untuk menghargai hasil karya dari siswa-siswa sekolah alam. Karya tersebut bermacam-macam seperti pembacaan puisi, memainkan musik dan bernyanyi, drama, dongeng, karya gambar dan lain sebagainya.
Camping dan renang nerupakan kegiatan untuk merelakskan siswa dalam sela-sela kegiatan belajar tiap minggunya. Untuk camping sendiri dapat dilakukan pada akhir tahun sekolah.
Outing adalah kegiatan untuk mendalami materi yang diberikan dengan mengunjungi tempat-tempat yang mempunyai hubungan dengan materi tersebut. Seperti dalam teori piramida pengalaman Edgar Dale menyebutkan bahwa pengalaman langsung akan menguatkan konsep siswa.
Sistem evaluasi di sekolah alam dilakukan sepanjang proses pembelajaran, yang sangat berperan adalah guru karena sebagai pendamping dalam setiap kegiatan proses belajar mengajar bekerja untuk membenahi. Bila evaluasi pada akhir tahun ajaran terutama jenjang kelas akhir yakni dengan mengikuti ujian nasional dan ujian sekolah sesuai dengan peraturan sistem pendidikan nasional yang ditetapkan.

Penutup

Kekurangan yang sangat kentara terlihat pada sekolah alam adalah biaya pendidikan yang kurang terjangkau oleh masyarakat luas. Lebih banyak sekolah alam dirasakan oleh orang-orang yang mampu. Biaya sekolah yang relatif mahal tersebut dimungkinkan untuk biaya perawatan, fasilitas, dan peningkatan kualitas dari sekolah alam apalagi status dari sekolah alam sekarang ini adalah swasta (Vera, 2008).
Sekolah alam lebih menggunakan alam sebagai ruang kelasnya, sehingga ketersediaan kelas berupa bangunan beserta fasilitas di dalamnya seperti meja, kursi, papan tulis dan lain-lainya belum ada. Maka dalam pelaksanan ujian nasional tidak jarang sekolah alam ikut begabung dengan sekolah lainya.
Saran yang ingin disampaikan mengenai permasalahan di atas yakni hendaknya pemerintah perlu meningkatkan secara optimal peranan sekolah alam seperti sekolah pada umumnya. Dari segi biaya pemerintah dimungkinkan dapat memberikan subsidi bahkan para dermawan dapat ikut serta ambil bagian di dalamnya.
Para orang tua tidak perlu ragu untuk memasukkan anak-anaknya di sekolah alam. Kebanyakan para orang tua masih belum yakin bagaimana proses pembelajaran yang terjadi di sekolah alam karena terkesan seperti bersantai dan bermain-main, bahkan keraguan akan kualitas pengakuan khalayak pada ijasah yang dicantumkan. Para orang tua tidak perlu khawatir lagi karena sekolah alam telah menggunakan kurikulum dan pengakuan ijasah secara nasional.




Daftar Pustaka

Bloging. 2009 .Sekolah Alam Memahami Kekurangan dan Kelebihan Seorang Anak dengan Cara Berbeda. Diakses dari www.infolaris.blogspot.com. Pada 9 Mei 2010, pukul 11.00 WIB.

Budiyanti, Yanti. 2010. Hari Bumi dan Sekolah Alam. Diakses dari www.jambiekspres.co.id. Pada 7 Mei 2010.

Gunawan, Adi. 2003. Born to be a Genius. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Ismayanti. 2007. Sekolah Alam: Apa Sih Sekolah Alam Itu?. Diakses dari www.ismadiary.blogspot.com. Pada 7 mei 2010 pukul 18.53 WIB.

Kompas. 2010. Kenapa Sekolah Alam, Inilah Alasan Mereka.... Senin, 15 Maret 2010. Jakarta.

Sartika, Anditain. 2008. Penerapan Teori Belajar pada Pendidikan Sekolah Alam. Diakses dari www.indoskripsi.com. Pada 24 April 2010, pukul 09.10 WIB.

Ulfah, Fitria. 2008. Analisis Kepuasan Konsumen Lembaga Pendidikan Sekolah Alam Ciganjur. Diakses dari www.elibrary.mb.ipd.ac.id. Pada 9 Mei 2010 pukul 11.10 WIB.

Vera. 2008. Sekolah Berkualitas Memang Tidak Mesti Mahal, tapi Apakah Guru Berkualitas Tidak Berhak Dibayar Mahal?. Diakses dari www.verawahyudi.multiply.com. Pada 7 Mei 2010, pukul 18.15 WIB.

Comments (0)