BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan masih banyak permasalahan yang perlu diselesaikan sehingga tujuan dari pendidikan itu sendiri dapat tercapai, salah satunya adalah dalam penyampaian pesan di mana sangat dibutuhkan sebuah media (perantara) agar apa yang disampaikan itu dapat diterima dengan baik dan tujuan dari pembelajaran dapat dicapai secara optimal. Media pembelajaran menurut Kemp dan Dayton (1985:28) memiliki tiga fungsi utama, apabila media itu digunakan baik oleh perorangan, kelompok, atau dalam suatu kelompok yang besar jumlahnya misalnya seperti pembelajaran di kelas, seminar, atau pelatihan ketiga komponen itu adalah:
1. Memotivasi minat atau tindakan
Dalam penggunaan media yang baik dan benar maka hal ini dapat mendorong atau memotivasi paserta didik baik itu dalam minat atau tindakan si pesrta didik, misalnya seorang pendidik menggunakan dan memenfaatkan media yang ada di sekitarnya maka hal ini dapat memotivasi peserta didik untuk mengetahui lebih banyak media apa saja yang dapat dimanfaatkan dalam mendukung pembelajarannya hal ini akan berbanding lurus dengan meningkatnya kreativitas siswa dalam mengkonstrak pengetahuannya.
2. Menyajikan informasi
Dengan mengenalkan berbagai macam media kepada si peserta didik, mereka dengan sendirinya dapat mengetahui informasi apa saja yang terdapat di dalam media yang di gunakan di sinilah bimbingan seorang pendidik dibutuhkan sehingga para peserta didik tidak menerima informasi itu dengan keliru atau salah.
3. Memberikan instruksi
Media diciptakan untuk menyampaikan sebuah pesan, dan agar dapat memudahkan si penerima pesan (komunikan) dalam menangkap pesan yang di sampaikan baik itu berupa instruksi/ perintah, permohonan/permintaan, maupun ajakan.
Tetapi yang menjadi pertanyaan sekaligus menjadi permasalahan kita bersama apakah para pendidik dapat memanfaatkan media itu dengan baik dan benar sehingga tidak terjadi miskomunikasi (kesalahan komunikasi) yang akan berimbas pada mispersepsi (kesalahan persepsi) para peserta didik. Apabila hal ini tidak segera diatasi maka tujuan dari pembelajaran tidak akan tercapai secara maksimal.
Untuk membatasi berbagai macam permasalahan dan begitu banyaknya media yang dapat dimanfaatkan kami akan membahas salah satu dari media tersebut yaitu kaset dan audio CD dimana media ini begitu bermanfaat dalam mendukung proses pembelajaran jika dapat digunakan secara maksimal. Akan tetapi apabila media ini tidak kita kenal lebih jauh tentu saja kita tidak dapat memanfaatkan media ini secara maksimal oleh karena itu kita harus dapat mengenal lebih jauh tentang media kaset dan audio CD baik itu latar belakang media, jenis media audio/kaset, penggunaan dan aplikasinya dalam pembelajaran, kelebihan dan kekurangannya jika hal ini kita kenal lebih jauh tentu kita akan dapat memanfaatkan media ini secara maksimal.

B. Rumusan Masalah
Setelah membahas berbagai latar belakang permasalahan di atas dapat ditarik kesimpulan ada beberapa masalah yang melatar belakangi dalam pemanfaatan media kaset dan audio CD ini salah satunya adalah banyaknya pendidik yang belum mengenal tentang media audio tersebut baik dalam:
a. Sejarah perkembangan media kaset dan Audio CD
b. Jenis-jenis media audio
c. Penggunaan atau aplikasinya dalam pembelajaran
d. Kelebihan dan kekurangan media Kaset dan Audio CD
Dari beberapa permasalahan permasalahan di atas kami akan coba membahas bersama dengan harapan setelah dipelajari dapat diterapkan dan dimanfaatkan secara maksimal agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.



BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Media Kaset dan Audio CD
Kaset pertamakali diperkenalkan oleh Philip pada tahun 1963 di Eropa dan tahun 1964 di Amerika Serikat dengan nama Compact Cassette. Kemudian kaset semakin populer di industri musik selama tahun 1970-an dan perlahan-lahan menggeser piringan hitam. Produksi besar kaset diawali pada tahun 1964 di Hanover, Jerman. Pada awalnya kualitas suara pada kaset ini tidak terlalu bagus untuk musik, bahkan beberapa model awal tidak memiliki rancangan mesin yang baik. Pada tahun 1971 The Advant Corporation memperkenalkan model terbarunya yakni model 201 yang menggabungkan Dolby tipe B pengurang gangguan (noise) dengan pita kromium dioksida oleh karena itulah kaset sudah dapat mulai digunakan dalam industri musik secara serius dan mulailah era kaset berkecepatan tinggi.
Selama tahun 1980-an popularitas kaset tumbuh semakin pesat karena hadirnya rekorder poket portabel pemutarnya seperti Sony’s Walkman. Seperti radio yang menyediakan musik pada 1960-an, pemutar CD portable pada 1990-an dan MP3 player pada 2000-an. Kaset memegang peran besar pada dunia musik pada tahun 1980-an dan tahun 1990-an, bahkan di era sekarang (setelah 2000-an) kaset masih menjadi salah satu alternative media musik. Lepas dari segi tekniknya, keberadaan kaset juga berdampak pada segi sosial. Keawetan kaset dan kemudahannya untuk dikopi berperan di balik perkembangan musik punk dan rock. Kaset seakan-akan menjadi pijakan bagi generasi muda di kebudayaan barat. Untuk alasan yang sama kaset juga berkembang di negara-negara berkembang. Pada tahun 1970-an, kaset dianggap membawa dampak buruk sekuralisme di kalangan masyarakat religius india. Teknologi kaset menciptakan pasaran yang membludak bagi musik pop yang ada di india, sehingga menimbulkan kritik dari kaum konservatif dan di waktu yang sama menciptakan pasar besar yang melegitimasi perusahaan-perusahaan rekaman dan pembajakan kaset.
Penurunan pasaran kaset menurun tajam di banyak negara-negara barat setelah masa puncak kejayaannya di akhir-akhir tahun 1980-an. Di awal tahun 1990-an popularitas kaset menurun seiring muncul dan berkembangnnya Compact Disk (CD). Di tahun 2000-an penjualan kaset menurun drastis dibandingkan tahun 1890-an. Penjualan kaset di Amerika Serikat jauh turun drastis pada tahun 2006. Semenjak itulah kaset sudah tidak menjadi isu yang menarik bagi industri musik dan major label. Meskipun begitu di tahun 2008 kaset kosong masih diproduksi dan dijual di toko-toko. Baik perekam maupun pemutarnya meskupun semakin hari semakin jarang.
Perlu diingat bahwa kaset telah mampu diaplikasikan secara spesifik, seperti audio car di tahun 1990-an. Kaset lebih tahan terhadap debu, panas, dan goncangan jika dibandingkan pesaing digital utamanya (CD). Saat perekaman suara digital semakin populer, perekam kaset (mukrokaset) cenderung lebih murah. Meskipun kaset dan alat-alat lainnya yang berhubungan telah menjadi sesuatu yang dianggap marjinal di industri musik merekam pada pita analog terkadang masih menjadi suatu pilihan.
Sebelum 1970-an, dunia musik tanah air menggunakan piringan hitam sebagai sarana untuk engekspresikan musik. Lokanata di Surakarta dan Irama di Menteng Jakarta merupakan dua perusahaan rekaman pertama di Indonesia. Lokanata, yang merupakan milik pemerintah berdiri pada tahun 1957. Bertugas untuk memproduksi dan menduplikasi piringan hitam. Namun di tahun 1970-an akhirnya produksipun bergeser dari piringan hitam ke kaset.
Remaco, yang pada masa itu merupakan salah satu perusahan rekaman terbesar di Indonesia, mengalami kerugian pada masa awal munculnya kaset di tahun 1970-an. Lagu-lagu dalam piringan hitamnya dibajak ke dalam kaset. Meskipun pada akhirnya Remaco pun memproduksi kaset karena kaset merupakan teknologi yang lebih murah dan praktis dibandingkan dengan piringan hitamyang mahal dan rumit.
Meskipun awalnya perusahaan-perusahaan rekaman mengeluh atas munculnya kaset yang membajak piringan hitam, akhirnya merekapun sekaligus perusahaan yang baru muncul berpaling dan menikmati teknologi baru yang bernama kaset tersebut. Kaset meledak di mana-mana. Para musisi di era kaset bermunculan dan perlahan menggeser musisi-musisi era piringan hitam. Seperti Koes Plus, Broery Marantika, dan Emilia contessa. Namun, seiring berkembangnya teknologi dan inovasi-inovasi baru di bidang musik di pertengahan 1990-an, kaset mengalami akhir-akhir masa kejayaannya. Masuknya Compact Disk (CD) ke Indonesia menyediakan alternative baru dan canggih bagi penikmat musik. Kualitas suaranya yang lebih jernih dan pemilihan pemutaran lagu yang lebih mudah dan mudah menjadi beberapa kelebihan CD dibandingkan kaset. Meskipun demikian kaset tetap dinikmati karena harganya yang lebih murah dibandingakan CD. Di tahun 2000-an, kaset pun mulai tergencet dengan perkembangan CD. Perusahaan- perusahaan rekaman di tanah air telah menjadikan CD sebagai sarana rekaman musik.
Pada perkembangan di Indonesia, kaset tidak hanya digunakan dalam industri musik. Kaset biasanya juga digunakan untuk dakwah-dakwah agama berupa ceramah oleh seorang rohaniawan.

B. Jenis-jenis Media Audio
Salah satu kelemahan Media audio adalah hanya mengandalkan suara, dalam
penyampaian pesan atau informasi. Dengan kelemahan tersebut, maka dalam membuat
sebuah media audio harus lah semenarik mungkin. Lalu bagaimana membuat sebuah
media audio menjadi menarik? Media audio mempunyai tiga elemen yang dapat diolah
dan diexplorasi untuk membuat suatu media audio menarik, yaitu unsur kata, unsur
musik, unsur efek suara, adapun unsur-unsur yang dapat mendukung supaya media audio menjadi media audio yang menarik adalah:

• Unsur Kata
Merupakan kata-kata yang diucapkan oleh pemain pengucap suara secara teratur dan
bermakna. Beberapa hal yang dapat dieksplorasi untuk memperindah sebuah
media audio, penghayatan dalam pengucapan, intonasi, artikulasi, pilihan kata
(diksi), dll. Meskipun demikian tidak semua kata atau suara pemain termasuk dalam
unsur kata, misalnya suara keramaian orang di pasar, sorak sorai penonton suatu
perlombaan. Kedua contoh tersebut masuk ke dalam unsur efek suara.

• Unsur Musik
Dapat diartikan secara umun, merupakan perpaduan bunyi yang mempunyai arti
dan nilai artistik yang tinggi. Musik dapat membuat sebuah media audio lebih
menarik. Dalam media audio, musik dapat dimanfaatkan untuk beberapa hal,
diantaranya:
- Menciptakan suasana, misalnya suasana sedih, gembira, lucu, tegang, dll.
- Identitas sebuah program audio
- Jembatan dua buah adegan yang berbeda
- Melatarbelakangi sebuah adegan
- Memberi tekanan dalam setiap intonasi suara, misalnya terkejut, marah, dll.
- Menguatkan latar (setting), misalnya adegan dalam istana kerajaan Mataram,
digunakan musik gending jawa.

• Unsur Efek Suara
Merupakan suara-suara yang dapat memberikan gambaran suasana atau latar,
baik waktu, tempat, maupun suatu kegiatan atau peristiwa.
Contoh:
- Gambaran waktu, suara-suara yang digunakan untuk menggambarkan waktu
kejadian sebuah adegan, misalnya kicau burung, kokok ayam jantan untuk
menggambarkan waktu pagi. Suara jangkrik, burung hantu, lolongan anjing
untuk menggambarkan waktu malam, dll.
- Gambaran tempat, suara-suara yang digunakan untuk menggambarkan tempat
kejadian, misalnya Suasana kantor dapat digambarkan dengan suara dering
telepon, suara mesin ketik/komputer, suara printer yang sedang jalan, dll.
Suasana terminal, dapat digambarkan dengan suara deru mobil, suara klakson,
suara-suara asongan menawarkan dagangan, suara-suara kondektur mencari
penumpang, dll.
- Gambaran kegiatan, suara-suara untuk memperkuat adanya kegiatan atau
peristiwa dalam sebuah adegan. Misalnya, suara buku dibuka-buka, untuk
menggambarkan orang sedang belajar. Suara gelas pecah, suara mobil
tabrakan, suara orang menggergaji, langkah kaki, suara pintu dibuka/ditutup,
dll.

Jenis-jenis media audio :
1. Piringan Hitam (PH)
Alat penyimpanan file audio (modern) yang pertama ditemukan adalah piringan hitam. Benda tersebut memiliki pita bergetar yang berfungsi untuk menghasilkan suara atau bunyi dari sebuah disk. Serta alat untuk memutar piringan hitam adalah Granophone.

2. Kaset
Kaset adalah ala penyimpan audio yang yang berbentuk pita kaset. Setiap pita kaset mampu menyimpan file audio yang berdurasi sekitar 1 ½ jam setiap sisinya. Kualitas suaranya cukup baik. Penurunan kualitas suara dapat terjadi jika pita suara rusak, jamuran, kotor dan lain-lain. Alat untuk memutar kaset biasa berupa radio tape, tape disk atau bisa juga diputar dengan menggunakan walkman.

3. CD dan DVD
CD atau Compact Disc dan juga DVD atau Digital Compact Disc adalah sebuah media penyimpanan. Selain ramping, keduanya memiliki kemampuan menyimpan file yang lebih banyak jika dibandingkan dengan kaset. Kualitas suara yang dihasilkan juga lebih bagus. Kualitas suara juga akan menurun atau bahkan menghilang jika permukaan disc tergores, kotor, berjamur, atau mengalami kerusakan lainnya. Alat yang diperlukan untuk memutar CD atau DVD adalah CD player dan atau DVD player.

4. MP3
MP3 merupakan salah satu bentuk (format) penyimpanan file audio digital yang paling popular. Disamping ukuran filenya yang lebih kecil, MP3 juga memberikan kualitas suara yang lebih bagus jika dibandingkan dengan CD audio. Alat untuk memutar MP3 adalah MP3 player. Selain itu MP3 juga juga bisa diputar dengan iPod. iPod adalah salah satu merek dari serangkaian alat pemutar media digital yang dirancang, dikembangkan dan dipasarkan oleh Apple Computer.

5. Audio Digital (WAV)
WAV atau Waveform audio format, merupakan salah satu penyimpanan file audio yang dirancang dan dikembangkan oleh microsoft dan IBM. Perangkat yang digunakan untuk memutar WAV salah satunya adalah iPod. Microsoft juga mengeluarkan produk yang sejenis yang bisa digunakan untuk memutar WAV maupun MP3, dengan merk Zune.


C. Aplikasi Media Kaset dan CD Audio dalam Pembelajaran
Dalam langkah selanjutnya bagaimana kita dapat memanfaatkan dan mengaplikasikan media kaset dan CD audio dalam proses pembelajaran sehingga dapat berjalan lancar dan bersifat interktif agar tercipta suasana pembelajaran berjalan dengan lancar
Media kaset dan CD audio dikatakan interaktif karena selama memanfaatkan program ini, para peserta didik belajar secara :
1. Klasikal di bawah bimbingan guru di kelas
2. Kelompok atau individual dituntut untuk berinteraksi dengan program

Bentuk interaksi peserta didik itu dapat berupa pemberian respon secara verbal terhadap soal-soal latihan yang diberikan program (yang diperdengarkan), melakukan kegaiatan fisik seperti; menuliskan respon, menggerakkan anggota badan (fisik), maupun melakukan/mendemonstrasikan tugas-tugas tertentu yang dituntun langsung oleh program.
Dari beberapa respon yang diberikan oleh peserta didik terhadap program yang di perdengarkan tersebut diharapkan siswa:
1. tertarik dan termotivasi untuk belajar karena mereka didorong untuk aktif memberikan respon baik terhadap pertanyaan maupun tugas yang disampaikan oleh program,
2. merasa tidak bosan belajar karena materi pelajaran yang disajikan dinilai menarik dan adanya musik,
3. lebih mantap pemahamannya karena materi pelajaran yang disajikan melalui media audio instruksional interaktif sangat menarik, dan
4. meningkatnya prestasi belajar para peserta didik setelah secara teratur memanfaatkan media audio instruksional interaktif
adapun manfaat lain dari media kaset dan CD audio yang dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran di kelas yaitu Instruktur (pendidik) memutarkan kaset audio yang berisi materi pendek menarik dan secara linguistis terkontrol, berdurasi 40 s.d 130 deetik. Dengan menggunakan headset, peserta didik berkonsentrasi mendengarkan materi tersebut. Ulangi beberapa kali sampai kita yakin bahwa peserta didik telah dapat menangkap isi yang terkandung dalam materi tersebut. Untuk keperluan ulang-mengulang ini kita dapat memanfaatkan counter (rewind) yang biasanya terdapat pada master tape recorder. Untuk laboraturium yang dilengkapi dengan repeater language learning machine, ulang mengulang ini dapat pula dilakukan dengan merekam suara dari master tape recorder ke repeater teresebut tanpa menggunakan pita kaset. Hasil rekaman dapat didengarkan berulangkali sesuai keperluan secara otomatis tanpa melibatkan proses rewinding.
Berikutnya, pancing konsentrasi peserta didik untuk mencoba menceritakan kembali isi materi yang diperdengarkan secara lisan maupun tulisan dalam bahasa sasaran maupun bahasa pertama.
Langkah selanjutnya dapat dilakukan beberapa variasi kegiatan, misalnya menjawab pertanyaan tentang isi materi secara lisan, bersama-sama maupun individual, mentranskrip atau menulis ulang ringkasan materi, berdiskusi tentang bagian-bagian yang sulit ditangkap, atau mengisi materi utama pada lembar kerja yang telah tersedia.

D. Kelebihan dan Kekurangan Media Kaset dan CD Audio
Walaupun dikenal sebagai media sederhana, keberadaan media audio kaset sebagai media personal dinilai cukup efektif dan banyak disukai. Fleksibilitas media audio kaset dalam penggunaanya merupakan daya tarik tersendiri. Media ini dapat diputar ulang, dipercepat, dihidupkan atau dimatikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Sejumlah karakteristik lain dari media kaset yang menunjukan keunggulan dan keterbatasan media ini akan dipaparkan satu persatu.

Keunggulan:
 Di antara media-media yang digunakan dalam pendidikan jarak jauh, media audio kaset tergolong sebagai media yang murah.
 Pengembangan program relatif mudah.
 Dapat digunakan kapan saja tanpa terikat pada jadwal tertentu seperti halnya radio.
 Peserta didik dapat menggunakannya sesuai dengan kecepatan dan kemampuan belajar mereka masing-masing. Durasi/lamanya program lebih fleksibel karena tidak terikat pada acuan durasi tertentu, tidak seperti program radio yang terikat pada durasi penyiaran tertentu. Durasi program audio kaset dapat pendek atau panjang sesuai dengan materi yang disampaikan.
 Penyajian media audio kaset ini dapat dilakukan dalam beberapa cara, yaitu hanya mendengar dan praktik.
 Menyediakan berbagai sumber belajar yang hanya dapat dimengerti melalui suara, kemudian menganalisis apa yang mereka dengar.
 Membantu peserta didik melatih suatu ketrampilan. Penjelasan dalam bentuk suara yang terekam dalam kaset audio akan lebih mudah memandu peserta didik dalam melakukan suatu kegiatan yang memerlukan ketrampilan tertentu.
 Membuat penyajian bahan ajar lebih manusiawi dan bersifat personal, sehingga dapat memotivasi dan menguatkan peserta didik. Kehadiran suara manusia apakah itu tutor atau pengajar yang seolah-olah berbicara langsung kepada peserta didik memberikan perasaan lebih dekat dan tidak sendiri. Peran ini sangat penting untuk dihadirkan dalam proses pengajaran dan pembelajaran dalam Sistem Pendidikan Jarak Jauh (SPJJ) mengingat kehadiran secara fisik dari ada pengajar sangat minimal atau bahkan tidak ada.
 Menyajikan materi ajar yang tidak mudah dituangkan dalam bentuk bahan cetak. Dalam kegiatan pengajaran dan pembelajaran terdapat kemungkinan ditemukan materi-materi yang sulit untuk dituangkan melalui media cetak. Keberadaan media audio kaset dapat menjembatani situasi yang demikian.
 Mempengaruhi perasaan dan sikap peserta didik.
 Mampu menampilkan para ahli yang tidak mempunyai waktu menuangkan pengetahuan/keahlian mereka ke dalam bentuk cetak.
 Memberi kesempatan peserta didik untuk mendengar suara dari para ahli, pengajar atau siapa pun yang memperkuat materi ajar yang mereka pelajari.
 Memberi kesempatan pada peserta didik yang tidak dapat membaca dan karena alasan lain yang membuat mereka tidak dapat membaca.

Keterbatasan:
 Memerlukan alat putar/player. Mengingat salah satu alasan yang mendasari penggunaan SPJJ adalah pemerataan pendidikan pada daerah-daerah pelosok, maka ada kemungkinan peserta didik tidak memilik alat putar/audio-cassette player.
 Memerlukan listrik.
 Sulit menentukan lokasi pesan jika peserta didik kurang berkonsentrasi mendengarkan.
 Tidak ada gambar, grafik, diagram sebagai bahan klarifikasi.
 Momunikasi satu arah.
 Hanya mengandalkan indra pendengaran, sehinngga kurang optimal



BAB III
KESIMPULAN

Kaset dan CD Audio adalah penyimpanan data yang hanya berupa suara yang di temukan oleh phillips pada tahun 1963 di Eropa dan tahun 1964 di Amerika Serikat dengan nama compact cassette seiring perkembangan teknologi komunikasi dan informasi ditemukanlah beberapa media audio diantaranya CD dan DVD, MP3, Audio Digital,tetapi sebelum ditemukan media seperti yang disebut diatas telah ada media yang masih sangat sederhana yaitu piringan hitam, ia memiliki pena bergetar yang berfungsi untuk menghasilkan bunyi atau suara.
Selain menyebutkan jenis media audio ada beberapa unsur unsur media audio yang sangat penting yang harus di perhatikan seperti: Unsur kata, yang merupakan kata-kata yang diucapkan oleh pemain pengucap suara secara teratur dan bermakna. Beberapa hal yang dapat dieksplorasi untuk memperindah sebuah media audio, penghayatan dalam pengucapan, intonasi, artikulasi, pilihan kata (diksi), dll. Unsur Musik, dapat diartikan secara umun, merupakan perpaduan bunyi yang mempunyai arti dan nilai artistik yang tinggi. Musik dapat membuat sebuah media audio lebih menarik. Unsur Efek Suara,merupakan suara-suara yang dapat memberikan gambaran suasana atau latar, baik waktu, tempat, maupun suatu kegiatan atau peristiwa. Setelah mempelajari unsur-unsur apa saja yang mendukung suatu media audio maka kita akan dapat menentukan kelebihan dan kekurangan dari media audio itu sendiri seperi:
Kelebihan:
1. Dapat diulang-ulang/di review
2. Pengguna dapat menyesuaikan waktu
3. Pengguna dapat mneggunakan sesuai kebutuhan
4. Pengguna dapat mendengar sambil melakukan mobilitas lain
Kelemahan :
1. Sulit menentukan lokasi pesan jika pesan itu berada di tengah-tengah pita
2. tidak ada gambar, grafik, diagram sebagai bahan klarifikasi
3. Momunikasi satu arah
4. Hanya mengandalkan indra pendengaran, sehinngga kurang optimal


PESAN
Dari apa yang telah di bahas diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa media audio sangat berperan penting dalam proses pembelajaran sehingga kita di tuntut untu selalu kreatif dan konsisten dalam memanfaatkan media pembelajran yang ada agar proses pembelajaran berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, dan diharapkan setelah mempelajari media kaset dan CD audio ini kita dapat memanfaatkanya secar maksimal.



DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajawali Grafindo Parsada
Koesnandar Ade. 1999. Dasar-dasar Program Audio. Jakarta: Pusat Teknologi Komunikasi Pendidikan Dan Kebudayaan.
Sadiman, A.S. dkk. 1986. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Rajawali Grafindo Parsada
---------------. 2003. Pemanfaatan media audio dan radio untuk pendidikan. Jakarta: Pusat Teknologi Komunikasi Pendidikan Dan Kebudayaan.

http://www.pdfqueen.com/html/aHR0cDovL3lhbnRvYmRnLmNvLmNjL2Rvd25sb2FkL1BlbWJ1YXRhbi1BdWRpby5wZGY=

puji raharja


- Griffith, A.I. 1995. Coordinating Family and School: Mothering for Schooling. Education Policy Analysis Archives, (Online), Vol. 3, No. 1,
(http://olam.ed.asu.edu/epaa/, diakses 12 Februari 1997).

Oleh : Sakrian, Rusmi, dan Siti Zulaikhah

Comments (0)